Thursday, June 9, 2016

Mengenal Tuberculosis (TBC)



Tuberculosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri tahan asam (BTA) nama lengkapnya Myobakterium tuberculosis (Depkes, 2002). TBC merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia saat ini, selain penyakit AIDS, penyakit jantung dan penyakit lainnya. Hamper tidak ada satupun Negara di dunia yang bebas dari penyakit TBC. Indonesia menurut data WHO, menempati urutan ketiga dunia setelah India dan Cina dalam hal jumlah penderita penyakit TBC. Menurut perkiraan sementara jumlah penderita TBC di Indonesia melebihi 1,5 juta orang dengan rincian penderita lama mendekati angka 1juta orang dan penderita baru melebihi 500 ribu orang. Meningkatnya kembali jumlah penderita TBC sekarang ini disamping karena penularan penderita TBC noramal (belum atau sedang dalam pengobatan)
tapi terutama karena penularan dan kambuhnya kembali penderita yang resisten (karena pengobatan tidak tuntas). Oleh karena itu TBC masuk ke dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
    Penyakit TBC merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun – tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit TBC. Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC, karena di sebagian besar Negara di dunia penyakit TBC tidak terkendali. Hal ini disebabkan banyaknya penderita TBC yang tidak berhasil di sembuhkan.
    WHO melaporkan adanya 3 juta orang mati akibat penyakit TBC tiap tahun dan diperkirakan 5000 orang tiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TBC baru dan 75% kasus kematian dan kesakitan di masyarakat diderita oleh orang – orang pada umur produktif dari 15 sampai 54 tahun. Di Negara – Negara miskin kematian akibat penyakit TBC merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Daerah Asia Tenggara menanggung bagian yang terberat dari beban penyakit TBC global yakni sekitar 38% dari kasus TBC  dunia. Dengan munculnya HIV/AIDS di dunia diperkirakan penderita penyakit TBC akan meningkat. Di Indonesia hasil survey kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995 menunjukan bahwa penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok umur, dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi. WHO 1999 memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru dengan kematian sekitar 140.000.
     Upaya pembrantasan penyakit menular (P2M) adalah program kegiatan pokok yang meliputi pengumpulan data penyakit dan menyelidiki kasus yang dilaporkan atau terjadi di wilayah kerja Puskesmas. Selain itu, Puskesmas harus mengatasi kasus tersebut sebagai upaya kuratif, preventif dan promotif. Kasus yang biasa ditangani  dalam program P2M adalah Tuberculosis (TBC), Hepatitis, cacar, demam berdarah dll.
   Penyakit TBC tidak hanya merupakan persoalan individu tapi sudah merupakan persoalan masyarakat. Kesakitan dan kematian akibat penyakit TBC mempunyai konsekuensi yang signifikan terhadap permasalahan ekonomi baik individu, keluarga, masyarakat, perusahaan dan Negara.
   Departemen Kesehatan melalui Program Penanggualangan TBC nasional, telah bekerjasama dengan Rumah Sakit, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Dokter praktek pribadi, Organisasi keagamaan dan ingin meningkatkan kerjasama dengan kelompok masyarakat pekerja dan pengusaha. Peningkatan perhatian dari pengusaha terhadap penyakit TBC di sektor dunia usaha sangat diperlukan. Guna mensukseskan aktivitas pengawasan TBC, pengobatan yang teratur sampai terjadi eliminasi TBC di tempat kerja. Setiap tempat kerja mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit TBC pada pekerjanya terutama pada blue collars (karena pendidikan rendah, hygiene sanitasi perumahan pekerja, lingkungan social pekerja, hygiene perusahaan). Pengusaha diharapkan berpartisipasi aktif terhadap penanggulangan TBC di tempat bekerja pada saat seleksi pekerja, hygiene sanitasi di perusahaan, gotong royong perbaikan perumahan pekerja bekerjasama dengan Puskesmas terdekat.
   Pengawasan penyakit TBC di tempat bekerja memberikan keuntungan yang nyata kepada perusahaan dan masyarakat. Pekerja yang menderita penyakit TBC selain akan menularkan kepada teman sekerjanya juga akan mengakibatkan menurunnya produktifitas kerja, sehingga akan mengakibatkan hasil kerja menurun dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian pada perusahaan tempat penderita bekerja. Penemuan dan penderita baru dan pengobatan dini akan memberikan keuntungan bagi penderita, perusahaan dan program pemberantasan TBC Nasional.
   Untuk menanggulangi masalah TBC di Indonesia, strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shourtcourse Chemotherapy) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat saat ini dan harus dilaksanakan secara sungguh – sungguh. Pelaksanaan DOTS di klinik perusahaan merupakan peran aktif dan kemitraan yang baik dari pengusaha dan masyarakat pekerja untuk meningkatkan penanggulangan penyakit TBC di tempat kerja
    Angka kejadian penyakit TBC di wilayah Puskesmas Garuda pada tahun 2007 sebanyak 145 orang, dengan TBC paru BTA positif 68 orang, TBC paru BTA negative roentgen positif 85 orang, dan TBC paru anak sebanyak 32 orang. Pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit TBC meningkat yaitu sebanyak 240 orang, TBC paru BTA positif 89 orang, TBC paru BTA negative roentgen positif 46 orang dan TBC paru anak sebanyak 60 orang.
  

No comments:

Post a Comment