Tuesday, June 7, 2016

Peran Keluarga Dalam Pendidikan Agama



Keluarga adalah awal dari kehidupan dunia dimana kita diajarkan, diberi pendidikan, dan dibimbing menjadi seorang manusia yang mampu menghadapi dunia dan proses ini tak luput dari peranan agama dimana sudah fitrah manusia merupakan makhluk Allah yang dianugrahi potensi untuk mengimani Allah dan mengamalkan ajaran-Nya. Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran.
Maka dari itu sangat penting bagi sebuah keluaga untuk mengetahui nilai-nilai islam dan bagaimana menerapknnya dalam keluarga.
Tapi realitas saat ini menunjukkan banyaknya kaum muslimin yang menjadikan Islam hanya sebagai status keagamaan dan tidak memfungsikannya sebagai sistem nilai yang membentuk cara pandang, kehendak dan perilaku. Dampak yang muncul adalah hilangnya peradaban dan nilai-nilai Islam di tengah-tengah umat yang secara kuantitas jumlahnya mayoritas.

Hilangnya komitmen dan keterikatan umat terhadap syariat Allah SWT sesungguhnya berawal dari rusaknya sistem nilai yang ada di dalam keluarga. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pabrik pencetak generasi tidak lagi memainkan peran dan fungsinya dengan benar. Kalau hari ini kita mendapati banyak pemimpin yang zalim dan tidak amanah, pedagang yang tidak jujur, pendidik yang berakhlak buruk, pemuda yang menyimpang, kaum wanita yang mengumbar aurat, serta berbagai bentuk penyimpangan dalam aqidah dan ibadah, itu merupakan buah yang diperoleh karena telah hilangnya nilai-nilai Islam dalam banyak keluarga muslim.
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang membentuk dia menjadi Yahudi, Nashrani atau majusi” (HR. Bukhari)
Hadits tersebut di atas dengan gamblang menjelaskan bahwa peran keluarga sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai pada anggotanya. Keluargalah lingkungan pertama yang akan membentuk watak seseorang. Bahkan dengan tegas al-Qur’anul Karim mengingatkan setiap pemimpin di dalam keluarga untuk menjaga diri mereka dan keluarganya dari siksa api neraka.


a.       Kesadaran keluarga dalam beragama
Besarnya ihtimam (perhatian) Islam terhadap kehidupan keluarga menunjukkan pentingnya posisi dan peran keluarga. Islam menghendaki nilai-nilai Islam dapat ditegakkan dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan keluarga. Setiap muslim yang hendak membentuk sebuah rumah tangga hendaknya memahami dengan benar tujuan sesungguhnya untuk apa keluarga dibentuk. Ia juga harus mengetahui bagaimana proses pembentukan keluarga dilakukan, termasuk bagaimana memilih pasangan hidup yang akan menemaninya mengarungi kehidupan berkeluarga. Agama merupakan aspek yang paling penting dalam berkeluarga, agamalah yang mengatur seluruh kehidupan dalam berkeluarga sehingga membentuk keluarga yang harmonis sakinah mawadah warohmah, karena tak lain tujuan didunia ini adalah semata-mata untuk mendapat ridho Allah SWT. Berkeluarga bukan hanya sebatas memiliki anak dan hidup dengan keadaan serba ada, tapi dengan berkeluarga kita meningkatkan dan melengkapi ibadah serta menjaga dari prilaku-prilaku maksiat,
Akan sangat berbeda antara keluarga yang menerapkan nilai-nilai islam dalam keluarganya dan yang tidak menerapkan nilai-nilai islam. Keluarga yang menerapkan nilai-nilai islam akan lebih tertata dan jauh dari hal-hal negatif yang berbau maksiat,maka dari itu sangat penting bagi sebuah keluarga untuk menumbuhkan kersadaran dalam beragama.


b.      Keluarga muslim
Syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan merinci definisi keluarga muslim sebagai keluarga yang mengetahui hak-hak Allah SWT dan menunaikannya, mengetahui hak-hak masing-masing suami istri dan memenuhinya, melaksanakan pendidikan anak dengan pendidikan Islam, menta’ati hukum-hukum Allah SWT, memurnikan tauhid kepada-Nya dan menjauhi serta memerangi berbagai bentuk kemusyrikan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan keluarganya sesuai dengan syari’at Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW.
Ikatan keluarga yang dibentuk oleh seorang muslim dan muslimah merupakan ikatan yang penuh dengan keberkahan, yang dengannya keduanya saling menghalalkan satu dengan lainnya. Dengannya pula keduanya memulai sebuah rihlah thawilah (perjalanan panjang), dalam suasana saling mencintai, menyayangi dan menghargai. Dengan ikatan ini lahirlah rasa tentram dan ketenangan serta kebahagiaan hidup dalam suasana saling memahami, tolong-menolong dan nasihat-menasehati. Dari sinilah terbentuk sebuah keluarga muslim yang merupakan labinah (batu bata) yang kokoh bagi terbentuknya masyarakat muslim.



c.            metode internalisasi nilai-nilai keluarga dalam islam
Tujuh karakteristik keluarga tipe muslim menurut Qurtifa Wijaya
1. Keluarga didirikan di atas landasan Ibadah kepada Allah SWT
Keluarga muslim harus didirikan dalam rangka menegakkan Ibadah kepada Allah SWT. Maksudnya seluruh proses yang dijalani mulai dari niat membentuk keluarga, proses memilih pasangan, pelaksanaan aqad nikah dan walimah serta seluruh interaksi yang terjadi setelahnya, hendaknya dibingkai dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah dan untuk mengharapkan ridho-Nya. Haruslah dihindari semua bentuk penyimpangan dan perbuatan yang melanggar dan bertentangan dengan syariat Allah SWT dan petunjuk Rasulullah SAW. Dengan demikian berumahtangga bagi seorang mukmin ialah untuk melaksanakan perhambaan kepada Allah, bukan sebaliknya menghalanginya dari tugas utama tersebut.
2. Terjadi penerapan Islam secara kaafah serta tegaknya nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah dalam segala urusan rumah tangga
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa keluarga muslim adalah keluarga yang berpegang teguh pada syariat dan adab-adab Islam. Untuk itu setiap anggota keluarga dituntut menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh perilakunya termasuk dalam hubungan antara suami dengan isteri, hubungan antara orangtua dengan anak maupun hubungan anggota keluarga dengan kerabat dan masyarakatnya. Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:208)
Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menjelaskan tentang makna ayat ini, beliau mengatakan:
“Masuklah ke dalam syariat agama Muhammad SAW dan jangan sedikitpun meninggalkannya”.(Tafsir Ibnu Katsir: 1/249)
3. Diterapkannya suasana amar ma’ruf nahi munkar dan nasihat menasehati
Berdasarkan penjelasan firman Allah SWT yang artinya: “Peliharalah diri dan keluargamu dari api neraka” sebagaimana disebut di atas, jelaslah bahwa keluarga muslim merupakan keluarga yang di dalamnya berhimpun individu-individu yang berkumpul karena Allah SWT, saling mengajak kepada keta’atan dan ketakwaan kepada-Nya, saling menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari kemungkaran. Tidak hanya sebatas itu, aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar yang diterapkan


 di dalam keluarga selanjutnya diperluas dan diterapkan kepada tetangga serta masyarakat sekitarnya. Hal ini dilaksanakan sebagai wujud tanggungjawab menebar kebaikan dan menyebarkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.
4. Terwujudnya suasana kasih sayang di dalam keluarga
Di dalam surah ar-Rum ayat 21, Allah SWT telah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri daripada jenismu supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berftkir. “(QS.Ar-Rum:21)
Al-Qurtubi telah menulis komentar lbnu Abbas mengenai “mawaddah” yang dijelaskan sebagai “cinta kasih seorang suami kepada isterinya” dan “rahmah” maksudnya adalah “kasih sayang agar isterinya jangan sampai menderita atau mengalami kesusahan”. Di sini dapat disimpulkan bahawa pembentukan keluarga muslim itu diasaskan di atas ‘mawaddah’ dan ‘rahmah’.
Suasana rumahtangga yang dibina di atas dasar cinta dan kasih sayang yang suci ini akan mententeramkan dan memberi ketenangan kepada jiwa. Dalam hal ini tiada contoh yang lebih baik dan tepat daripada rumah tangga Rasuluillah SAW yang dibina bersama dengan Ummul Mu’minin Khadijah dan Ummahatul Mu’minin lainnya.
5. Pergaulan di dalam keluarga didasari asas Al-Muasarah bil Maaruf
Pembinaan rumahtangga hendaklah juga diasaskan di atas dasar Al-Muasarah bil Maaruf. Apa yang dimaksudkan dengan Al-Muassarah bil Maaruf ialah: Pergaulan dan hidup bersama secara baik dan diridhai Allah. Tidak dikatakan sesuatu itu ma’ruf melainkan ia baik dan diridhai Allah serta jauh pula dari kemungkaran, kemaksiatan, penganiayaan, kezaliman dan sebagainya. Karena itu pergaulan suami isteri hendaklah didasarkan atas tujuan meraih keridhaan Allah serta semata-mata mengharapkan balasan dari-Nya. Manakala pendidikan dan bimbingan kepada isteri dan keluarga ke arah keridhaan Allah menjadi dasar tindakan seseorang suami maka akan terwujudlah keluarga muslim yang diberkahi Allah SWT. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku” (HR. Turmudzi)
Allah berfirman dari Surah An Nisaa:
“Dan bergaullah kamu dengan mereka (isteri-isteri kamu itu) dengan cara yang baik”. (QS. 4:19)

Perlu diingat, bahwa bersikap baik dan lemah lembut bukan berarti kita membiarkan isteri dan keluarga melakukan kemungkaran dan bergelimang dengan dosa dan maksiat, kerena kalau ini yang terjadi berarti kita telah bersikap lalai terhadap tanggungjawab kita terhadap keluarga.
6. Terlaksananya pendidikan Islam
Salah satu ciri penting yang membedakan keluarga muslim dengan bukan keluarga muslim ialah pelaksanaan pendidikan Islam yang benar di dalamnya. Setiap muslim dituntut supaya memberi perhatian serius mengenai perkara itu. Anggota keluarga yang tidak mendapat pendidikan Islam atau yang lebih parah lagi jika pendidikan mereka terus terabaikan, mereka bukan saja tidak mampu menyambung perjuangan Islam tetapi mungkin menjadi penghalang perjuangan itu.
7. Adanya Keteladanan
Keteladanan sangat diperlukan dalam proses penanaman nilai-nilai Islam di dalam keluarga. Dengan keteladanan kebaikan akan cepat diikuti dan memberikan pengaruh yang kuat bagi anggota keluarga. Seorang anak akan terbiasa melaksanakan adab-adab Islam manakala ia melihat dan mendapati kedua orangtuanya melazimkan dan memberikan contoh adab-adab tersebut dilakukan sejak ia kecil. Ketaladanan orangtua akan memberikan suasana kondusif dan menjadi lahan subur bagi proses pendidikan anak.
Bila karekteristik di atas dapat diwujudkan di dalam keluarga-keluarga muslim saat ini, maka hal tersebut tidak hanya menjadikan kita memiliki peluang dan kemungkinan untuk melahirkan sebuah generasi ideal yang kita harapakan bahkan sangat mungkin untuk mewujudkan kembali kejayaan dan kemuliaan dunia Islam yang sesungguhnya (a truly Islamic World) yang merupakan impian panjang kaum muslimin yang belum terwujud sampai saat ini. Wallahu a’lamu bishshowaab.

Dibutuhkan kesadaran untuk menumbuhkan nilai-nilai keluarga dalam islam, dan sangat penting sebuah keluarga mengetahui apa tujuan dan apa yang harus di capai dalam berkeluarga dengan mengedepankan nilai-nilai islam didalamnya.
Sehingga dapat membentuk keluarga muslim yang kokoh yaitu  keluarga yang dapat mengetahui hak masing-masing, mentaati hukum-hukum allah SWT dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan dan segala bentuk aktivitas keluarga sesuai dengan syariat islam yang berdasarkan alquran dan as-Sunnah yang dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW.
Ada tujuh metode untuk menenternalisasi nilai-nilai keluarga dalam islam di antaranya:
1. Keluarga didirikan di atas landasan Ibadah kepada Allah SWT
2. Terjadi penerapan Islam secara kaafah serta tegaknya nilai-nilai Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah dalam segala urusan rumah tangga
3. Diterapkannya suasana amar ma’ruf nahi munkar dan nasihat menasehati
4. Terwujudnya suasana kasih sayang di dalam keluarga
5. Pergaulan di dalam keluarga didasari asas Al-Muasarah bil Maaruf
6. Terlaksananya pendidikan Islam
7. Adanya Keteladanan
 

 

No comments:

Post a Comment